Selasa, 10 Juli 2007

Endrolin Bebaskan Nyeri Saat Haid



Nyeri haid tentu saja sangat menyiksa bagi perempuan yang setiap kali haid mengalami nyeri. Sakit menusuk, nyeri yang hebat, di sekitar perut bagian bawah dan bahkan kadang mengalami kesulitan berjalan sering dialami ketika nyeri haid ini menyerang.


Nyeri haid merupakan salah satu gangguan menstruasi yang banyak diderita perempuan. Dalam istilah medis nyeri haid disebut dengan Dismenore. Dikenal dua jenis Dismenore yaitu Dismenore primer dan Dismenore sekunder.

Dismenore Primer

Dismenore primer adalah murni merupakan nyeri haid tanpa ada penyakit lain yang mendasarinya. Sedang Dismenore sekunder yaitu nyeri haid yang disebabkan oleh adanya pengidapan penyakit kandungan.

Dismenore primer terjadi bila rahim berkontraksi karena suplai darah ke endometrium berkurang. Nyeri ini terjadi hanya selama siklus menstruasi yaitu saat terjadinya pengeluaran sel telur.

Dismenore primer diderita oleh lebih dari 50% perempuan yang mengalami menstruasi. Dari jumlah tersebut sekitar 5 sampai 15%-nya penderita nyeri hebat sangat terganggu aktivitas sehari-harinya.

Dismenore Sekunder

Dismenore sekunder disebabkan tumbuhnya jaringan rahim di luar rahim yang disebut endometriosis. Endometriosis dapat terbentuk antara lain karena,
• suatu pertumbuhan non kanker dari jaringan otot dan penunjang (tumor fibroid),
• pertumbuhan non kanker dari lapisan dinding otot rahim yang disebut adenomiosis,
• peradangan saluran telur,
• pertumbuhan jaringan parut, atau
• perlengketan antar organ dalam perut.

Endometriosis

Endometriosis diderita oleh perempuan berusia 12-80 tahun dengan rata-rata usia sekitar 28 tahun. Sekitar 10-35% perempuan usia reproduksi mengalami penyakit ini. Endometriosis ditemukan sebanyak 23-40% pada perempuan dengan gangguan kesuburan.
Endometriosis merupakan penyakit yang progresif. Saat haid, 25% perempuan yang menderita endometriosis mengalami nyeri haid.

Endometriasis dapat menurunkan kesehatan, kualitas hidup, dan kesuburan wanita. Hampir semua perempuan bisa terkena endometriosis sebab penyakit ini tidak mengenal perbedaan ras atau tingkat sosioekonomi.

Selain itu, meskipun belum terbukti secara genetik ada kemungkinan penyakit ini dapat diturunkan dalam keluarga. Di antara penyakit kandungan yang ada endometriosis menduduki peringkat kedua.

Terapi

Ada beberapa jenis terapi yang diberikan pada penderita endometriosis. Tetapi karena penyebab pasti endometriosis juga belum diketahui dengan benar, maka terapi yang ada tidak menjamin kesembuhan.

Tujuan terapi meliputi henya meredakan gejala nyeri, menurunkan atau menghambat pertumbuhan jaringan endometrium, mempertahankan atau mengembalikan kesuburan, dan mencegah atau menghambat kekambuhan.

Terapi hormon bertujuan menghentikan ovulasi sehingga lapisan endometrium menciut dan mati. Obat yang digunakan meliputi derivat testosteron (hormon pria), progestogen (salah satu hormon wanita), dan analog GnRH/gonadotropin releasing hormone (leuprorelin, goserelin, nafarelin, buserelin, dll.).

Untuk menambah pilihan dalam pengobatan endometriosis, kini ada obat baru berjenis Leuprolide asetat 3,75 mg dengan nama dagang Endrolin.


__________________

Tidak ada komentar: