Jumat, 22 Januari 2010

13 Hal Penting Saat Merawat Bayi (Bagian 1)

Walau teori tentang merawat dan mengasuh bayi sudah dipelajari, pada praktiknya banyak orangtua yang masih sering bingung. Ketika bayi demam sedikit saja atau menangis berkepanjangan, ayah atau ibu pun panik.

Merawat bayi memang tidak gampang. Di sini ada beberapa hal yang bisa dicermati orangtua berkaitan dengan upaya merawat bayi, agar proses tumbuh kembangnya berjalan optimal.

1. Taruh bayi di dada saat lahir
Menurut Dr. Hardiono Pusponegoro, Sp.A(K), bayi yang baru lahir sebaiknya segera ditaruh di dada ibu. “Jangan dimandikan dulu,” ujar dokter dari Klinik Anakku ini. Dalam video yang pernah dipresentasikan oleh konsultan laktasi, Dr. Utami Roesli, Sp.A(K), ICBLC, bayi akan mencari puting ibu sesaat setelah lahir dan diletakkan di dada. Pada waktu itu pula, bayi akan menyedot ASI meski ASI belum keluar. Isapan bayi ini justru akan merangsang produksi ASI. Bayi yang tidak menyedot ASI dalam 30 menit pertama setelah lahir, kapasitas menyusunya akan turun.

2. Tidak membuang ASI pertama yang keluar
Warna kuning yang keluar dari ASI pertama kali tidak boleh dibuang. ASI yang disebut kolostrum ini mengandung protein dan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang akan melindungi bayi, sehingga lebih kuat menghadapi penyakit.

3. Tidak ada ASI basi
“Tak seperti susu formula, ASI tidak pernah basi,” ujar Dr. Caroline Mulawi, Sp.A(K). Ibu yang karena sesuatu hal tidak bisa menyusui bayinya dalam beberapa waktu, tak perlu ragu untuk menyusui bayinya lagi. Kualitas ASI yang diberikan pada saat itu sama baiknya seperti yang keluar pertama kali.

4. Bayi yang diberi ASI lebih mudah lapar
Sifat ASI yang mudah dicerna membuat bayi lebih cepat lapar. Bayi yang mendapat ASI akan minum lebih sering sekitar 1-3 jam sekali. Bila berat badan bayi yang diberi ASI terus bertambah, menjadi pertanda bayi sudah cukup mendapat makanan. Jangan memberikan makanan padat sebelum waktunya, agar tak menimbulkan sumbatan pada usus yang bisa berakibat fatal. Sistem pencernaan bayi belum sempurna hingga ia berusia 4 bulan.

5. Tidak merebus ASI yang disimpan
Ibu yang bekerja dapat memeras ASI dan menyimpannya dalam botol steril. Setiap botol ASI itu hendaknya ditulis tanggal dan jam pemerasan. ASI yang disimpan dalam freezer bisa bertahan antara 2 minggu hingga 4 bulan. Pada suhu kamar ASI bertahan selama 4-8 jam, sedangkan dalam lemari pendingin bertahan sekitar 24-48 jam.

Pemberian ASI dilakukan dengan metode first in first out. ASI yang masuk lemari pendingin atau freezer terlebih dulu, itulah yang harus keluar lebih dulu. Saat hendak diberikan, ASI jangan dipanaskan dengan pemanas atau microwave karena zat yang terkandung dalam ASI bisa rusak. Untuk ASI yang berada dalam lemari pendingin, sebaiknya rendam botol dalam wadah berisi air hangat sampai ASI tidak terasa dingin lagi. Baru diberikan pada bayi. Sementara untuk ASI yang disimpan dalam freezer, hendaknya dipindahkan terlebih dulu ke lemari pendingin hingga mencair. Setelah itu baru dihangatkan dalam wadah berisi air hangat.

6. Bayi menangis
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan orang-orang di sekelilingnya. Bayi menangis tak melulu karena lapar. Bisa jadi karena popoknya basah akibat pipis atau buang air besar. Bisa juga karena posisi saat menyusu yang tidak benar, sehingga tidak memperoleh ASI dalam jumlah yang tepat.

Tangisan bayi, menurut Dr. Caroline dari RS Omni Medical Center, juga bisa menjadi pertanda ia sakit. Pada 2-3 bulan pertama misalnya, bayi sering menderita kolik atau sakit perut yang tidak diketahui penyebabnya. “Biasanya gejala itu berkurang setelah usia tiga bulan,” ujarnya. Bisa pula tangisan itu karena demam. Kalau itu yang terjadi, segera bawa bayi ke dokter.

Menangis pun dapat menjadi cara bayi menarik perhatian orang lain, terutama ibu dan ayahnya. Mungkin ia ingin mendapat dekapan dan kasih sayang dari orangtua. Hendaknya orangtua tidak membiarkan bayi menangis terlalu lama karena bayi akan menjadi lelah dan kemampuan menyusunya berkurang. Si ibu juga bisa frustrasi dan kesal, sehingga dapat berakibat buruk bagi perkembangan psikologis bayi.

Saat bayi menangis, ibu atau ayah bisa menggendong dan menimangnya sambil bersenandung, menaruhnya di kereta bayi, lalu ajaklah jalan-jalan di luar kamar, atau putarkan musik lembut. Kalau ibu sedang lelah, minta pengasuh atau orang lain membantu menggendong bayi. Sebab, semakin kesal dan frustrasi sang ibu, bayi akan semakin gelisah dan menangis lebih keras. (bersambung..)

Tidak ada komentar: