Selasa, 10 Juli 2007

Terapi Alamiah Untuk Sakit Gigi

Oleh Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma

Sakit gigi merupakan penyakit yang sering kali dianggap sepele. Memang penyakit ini bukan merupakan penyakit yang berat atau mematikan, namun segala aktivitas dapat terganggu karena sakit gigi. Meski yang terserang sakit adalah gigi tetapi semua bagian tubuh akan terasa tersiksa dan menimbulkan gangguan seperti: sakit kepala, sulit tidur, emosi yang meningkat dan lain-lain.

Gigi merupakan salah satu alat pencernaan yang berupa tonjolan mirip tulang dan tertanam dalam mengkuk-mangkuk rahang. Fungsi gigi yaitu untuk menggigit dan mengunyah makanan menjadi butiran yang lebih kecil sehingga lebih mudah untuk dicerna.

Struktur pembentukan gigi dimulai pada saat bayi dalam kandungan dan proses tumbuhnya gigi pada balita umumnya ketika bayi berusia 6 bulan yang dikenal dengan gigi sulung. Pada usia 6 - 14 tahun, gigi sulung berangsur-angsur akan tanggal dan akan diganti dengan gigi permanen.

Gigi berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
Gigi seri (insisivus), berfungsi untuk memotong makanan


Gigi taring (kaninus), berfungsi untuk merobek makanan

Gigi geraham depan (praemolar), berfungsi untuk mengunyah makanan

Gigi geraham belakang (molare), berfungsi untuk mengunyah makanan
Gigi merupakan alat yang cukup penting untuk membantu pencernaan makanan, seringkali kesehatan gigi kurang mendapat perhatian yang serius dan sewaktu terserang sakit gigi, barulah disadari betapa penting arti kesehatan gigi.

Ada beberapa keluhan sakit gigi yang umumnya dialami oleh masyarakat, di antaranya: gigi berlubang (karies gigi), kerusakan jaringan ikat akar gigi (periodensium) dan kerapuhan gigi (fluorosis).

Gigi Berlubang (karies gigi)
Ini merupakan penyakit gigi yang paling umum. Menurut penelitian yang dilakukan di Amerika, Eropa, dan Asia, 90% - 100% anak-anak di bawah umur 18 tahun terserang gigi berlubang. Namun banyak juga orang dewasa yang juga terserang penyakit ini. Kasus gigi berlubang bertambah dengan meningkatnya peradaban manusia dan hanya 5% penduduk yang imun (kebal) terhadap gigi berlubang.

Terjadinya gigi berlubang disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya :

Adanya mikroorganisme streptococcus mutans atau kuman yang mengeluarkan toxin/racun yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa.

Terdapatnya sisa-sisa makanan yang terselip pada gigi dan gusi terutama makanan yang mengandung karbohidrat dan makanan yang lengket seperti permen, cokelat, biskuit, dan lain-lain.

Adanya cairan saliva dan air liur/air ludah.

Permukaan gigi dan bentuk gigi; gigi yang mempunyai permukaan dalam dan bentuk yang tidak teratur dapat mengakibatkan sisa-sisa makanan terselip dan bertahan sehingga produksi asam oleh bakteri berlangsung cepat dan mengakibatkan terjadinya pembusukan gigi yang memicu timbulnya gigi berlubang.
Gejala gigi berlubang ditandai dengan permukaan yang kasar dan terdapat noda-noda putih atau kecoklatan pada permukaan gigi. Pada keadaan yang lebih parah, gigi menjadi berlubang dan menimbulkan rasa sakit. Sakit gigi tidak terjadi secara spontan tetapi berjalan melalui proses yang panjang.

Kerusakan Jaringan Ikat Akar Gigi (Periodonsium)
Penyakit ini menyerang jaringan di sekeliling gigi yang terjadi pada pertemuan dental plague (plak gigi) dengan gusi. Timbulnya penyakit ini disebabkan toxin dan enzim yang dihasilkan kuman yang ada pada dental plaque yang merembes keluar dari lapisan tersebut yang akhirnya masuk ke dalam jaringan gusi yang menyebabkan timbulnya iritasi, peradangan (inflamasi) dan kerusakan jaringan yang berakibat jaringan tersebut diserang oleh bakteri lain yang menimbulkan infeksi pada akar gigi dan merusak ligamentum periodensium. Akibatnya gigi menjadi goyah dan akhirnya tanggal lebih dini.

Kerapuhan Gigi (Fluorosis)
Fluorosis atau kerapuhan gigi adalah penyakit gigi yang disebabkan oleh penggunaan fluoride yang berlebihan pada masa pembentukan gigi dan ini biasanya terjadi tanpa disadari. Timbulnya penyakit ini ditandai dengan adanya garis putih kecil pada email yang secara terus-menerus menyerang seluruh lapisan email gigi. Bila keadaan sudah parah, lapisan email berubah warna menjadi putih seperti kapur dan akhirnya gigi menjadi rapuh dan akan patah. Untuk mencegah penyakit ini, disarankan untuk tidak menggunakan fluoride secara berlebihan banyak, banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan segar yang mengandung kalsium tinggi seperti kacang kedelai, sayuran dengan hijau daun, minyak wijen, serta mengkonsumsi susu yang banyak mengandung kalsium sebagai makanan tambahan. Semua ini berguna untuk pembentukan gigi dan tulang.

Cara alamiah yang dapat digunakan untuk mengatasi sakit gigi dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat yaitu:

Cabai hijau dipotong ujungnya sedikit kemudian dibakar. Setelah panas, cabai ditempelkan pada bagian gigi yang sakit.

Cengkeh secukupnya disangrai kemudian digiling halus. Masukkan bubuk cengkeh tersebut pada gigi yang berlubang secukupnya lalu ditutup dengan kapas.

Bawang putih secukupnya dihaluskan lalu ditempelkan pada gigi yang sedang sakit.

Beberapa tetes getah kamboja diteteskan pada kapas, kemudian digunakan untuk menyumbat gigi yang berlubang. Hati-hati jangan sampai kena gigi yang sehat.

Daun kembang sore secukupnya direbus dengan air secukupnya, airnya disaring digunakan untuk berkumur-kumur selagi hangat.

30 gram akar tapak dara direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum.

30 gram daun ki tolod segar dilumatkan lalu ditempelkan pada gigi yang sakit.

50 gram akar alang-alang direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring lalu digunakan untuk merebus 2 butir telur ayam hingga matang, airnya diminum dan telurnya dimakan.
Catatan : anda dapat menggunakan salah satu cara tradisional di atas, dalam melakukan perebusan gunakan panci enamel atau periuk tanah.

Tidak ada komentar: